Explore

Rabu, 29 Agustus 2012

Filsafat Hidup Part 1



Di dalam bingkai kehidupan kita hanya diberi kesempatan dan usaha maksimal untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, selanjutnya bukan lagi kewenangan kita, dari sinilah kita berangkat untuk mengenali jati diri supaya apa yang akan kita lakukan menjadi sebuah dedikasi bagi banyak orang. Siapapun kita dan apapun yang telah kita punya tetaplah kita manusia biasa yang selalu akan pernah merasa haus oleh gemerlapnya keinginan, oleh karenanya kita dianjurkan untuk selalu merasa bersyukur dan menjalani kehidupan ini dengan penuh semangat dan berorientasi bagi kebaikan untuk sesama. Di bawah ini beberapa point yang sekiranya bisa menjadi renungan kita dalam menjalani kehidupan ini :
  1. Butuh "Batu Kerikil" agar selalu semangat.
  2. Butuh "Semak Berduri" agar berhati-hati.
  3. Butuh "Persimpangan" agar bijak dalam memilih.
  4. Butuh "Petunjuk Jalan" agar ada harapan menuju masa depan yang cemerlang. 
  5. Butuh "Masalah" agar tahu potensi diri yang kita miliki untuk menyelesaikannya.
  6. Butuh "Pengorbanan" agar bisa menghargai.
  7. Butuh "Air Mata" agar selalu rendah hati. 
  8. Butuh "Celaan" agar tidak sombong. (Mungkin tepatnya pembuktian dan tidak hanya asal bicara. Jadi sesudah pembuktian dan kita dicela, membuat kita sadar bahwa sombong hanya membawa kita kepada kehancuran.)
  9. Butuh "Tertawa" agar bisa menikmati indahnya hidup ini. (Hidup ini memang harus banyak tertawa. Tertawa itu sehat namun kebanyakan tidak sehat.)
  10. Butuh "Senyum" agar tahu makna cinta kasih. (Meski dalam kesusahan minimal kita dapat tersenyum, karena tersenyum terkadang membuat kita menjadi lega dan relaks.)
  11. Butuh "Orang Lain" agar tidak kesepian. (Kita harus akui bahwa tiada yang dapat hidup sendirian dan terkadang orang lain yang mengerti kita membuat kita dapat menyelesaikan semua masa lah lebih cepat.)
Uraian diatas menunjukkan bahwa kita itu “manusia sejuta perkara”, tak ada yang instan di dunia ini, untuk mewujudkan ambisi kita perlu pengorbanan. Jadi masihkah kita berdiam diri berpangku tangan sedangkah kita mempunyai mimpi untu mengubah dunia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar